SMK DARMAWAN

Categories

Our Blog

Dr. Rahmat Darsono, MM

Parent’s Day merupakan ajang silaturahmi antara pihak sekolah dengan orang tua peserta didik. Dalam acara ini sekolah memaparkan program selama satu tahun berjalan sebagai bahan informasi sekaligus persetujuan orang tua peserta didik. Dalam acara ini banyak manfaat yang dapat diambil. Selain ajang silaturahmi, acara ini juga menjadi media diskusi menarik antara orang tua peserta didik sebagai persiapan menuju dunia kerja. Adapun pembicara yang hadir pada acara ini adalah praktisi dari dunia kerja dan tentu saja struktural dari SMK Darmawan. Kegiatan ini diadakan setahun sekali bagi tiap angkatan. DIkarenakan SMK Darmawan sudah menggunakan Kurikulum Merdeka sejak tahun 2021, maka semua kegiatan yang diadakan harus diinformasikan dan di diskusikan dengan pihak terkait, terutama orang tua peserta didik. DIharapkan partisipasi aktif dari orang tua peserta didik sebagai perwujudan keinginan dan harapan mereka dalam menitipkan anaknya di SMK Darmawan.

Implementasi Kurikulum Merdeka bagi SMK Pusat Keunggulan merupakan suatu keharusan yang selaras dengan 8+i. Mendikbud menjelaskan bahwa 8+i Link and Match yang dimaksud sebagai berikut. Pertama, kurikulum disusun bersama sejalan dengan penguatan aspek softskills, hardskills dan karakter kebekerjaan sesuai kebutuhan dunia kerja. Kedua, pembelajaran diupayakan berbasis proyek riil dari dunia kerja (PBL) untuk memastikan hardskills, softskills dan karakter yang kuat.
 
Ketiga, peningkatan jumlah dan peran guru/instruktur dari industri maupun pakar dari dunia kerja. “Tingkatkan secara signifikan sampai minimal mencapai 50 jam/semester/program keahlian,”
 
Keempat, praktik kerja lapangan/industri minimal satu semester. Kelima, bagi lulusan dan bagi guru/instruktur sertifikasi kompetensi harus sesuai dengan standar dan kebutuhan dunia kerja. Keenam, bagi guru/instruktur perlu ditekankan untuk memperbarui teknologi melalui pelatihan secara rutin.
 
Ketujuh, diadakan riset terapan yang mendukung teaching factory berdasarkan kasus atau kebutuhan. Kedelapan, komitmen serapan lulusan oleh dunia kerja. Sedangkan huruf “i” adalah berbagai kemungkinan kerja sama yang dapat dilakukan dengan dunia kerja. Di antaranya beasiswa dan/atau ikatan dinas, donasi dalam bentuk peralatan laboratorium dan lainnya.

Sebagai person yang langsung mendapatkan pelatihan dari kemendikbud, Kepala SMK Darmawan terjun ke beberapa sekolah yang meminta untuk jadi narasumber IKM. Ini adalah komitmen yang terus dipegang agar nanti di tahun 2024 kurikulum ini dapat menyebar ke sekolah kejuruan di seluruh Indonesia.

Bahu membahu denan beberapa narasumber dalam pembuatan Survey Lingkungan Belajar khusus SMK.

Survei Lingkungan Belajar (Sulingjar) merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengevaluasi dan memetakan aspek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan satuan pendidikan. Sulingjar bertujuan untuk mengukur aspek-aspek lingkungan satuan pendidikan (input dan proses belajar-mengajar) yang berdampak pada proses dan hasil belajar peserta didik. Pertanyaan dalam Instrumen Sulingjar akan disesuaikan dengan perpektif masing-masing responden.

Jadwal pelaksanaan Sulingjar untuk guru dan kepala sekolah lebih fleksibel dan diberikan alokasi waktu yang lebih panjang (± dua minggu) dengan mekanisme pengerjaan secara daring tanpa pengawasan dan dapat dilakukan dari mana saja sepanjang terdapat akses internet.

Partisipasi setiap guru dan kepala sekolah di dalam Sulingjar tersebut akan mempengaruhi akurasi gambaran umum iklim belajar dan iklim satuan pendidikan. Hasil Sulingjar akan dilaporkan sebagai hasil satuan pendidikan dan tidak dilaporkan sebagai hasil individu guru dan kepala sekolah. Selanjutnya hasil Sulingjar tersebut akan dijadikan sebagai bagian dari data profil pendidikan dan rapor pendidikan untuk masing-masing satuan pendidikan dan pemerintah daerah, yang memberikan gambaran kualitas/mutu pendidikan masing-masing..

Salah satu poin penting dalam IKM adalah keberpihakan proses belajar kepada peserta didik. Ngobrol dan diskusi dengan mereka sangat diperlukan sebagai input bagi perbaikan proses belajar. Hasil diskusi dengagn mereka menjadi topik yang dapat didisusikan dengan para waka dan ketua program keahlian. Patut diingat bahwa peserta didik kita bukanlah kertas HVS putih bersih, Mereka sudah punya minat, bakat dan pengetahuan yang jika kita diskusikan sangat menarik. Terjadinya perubahan proses belajar dalam kurikulum merdeka harus diantisipasi oleh para guru. Ketika pertama kali kurikulum ini dirancang, Pak Wikan ketika masih menjabat sebagai dirjen vokasi, memberikan pesan bahwa, 75 persen di fase E, sejatinya dibentuk karakter yang akan membawa mereka ke visi dan pembelajar sepanjang hayat. 25 persen untuk kegiatan hardskil yang mana proses pembelajaranya dengan mengajak mereka ke dunia kerja. Melihat proses bisnis di kejuruannya sangat penting, untuk memperkuat minat dan bakatnya. Selian itu diskusi dengan pelaku usaha di jurusanyya akan membentuk imej dan gambaran bahwa kelak dikemjdian hari mereka, para peserta didik, akan seperti yang mereka lihat di industri. Kehausan mereka akan informasi dan rasa ingin tahunya bisa tersalurkan ketika mereka melihat kondisi di lapangan langsung. Setelah itu ajak mereka diskusi dari hasil temuan di dunia kerja. JIka ini terus ilakukan bukan suatu hal yang berlebihan jika mereka kelak akan juga sukses seperti keinginannya.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 52 Tahun 2023 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 26 Tahun 2022 Tentang Pendidikan Guru Penggerak, Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, mengeluarkan Surat Keputusan Penetapan Peserta Rekognisi Kepala SMK Pusat Keunggulan sebagai Guru Penggerak melalui Program Peningkatan Kompetensi Kepemimpinan Pembelajaran Tahun 2023.

Guru Penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru yang bersifat transformasi. Transformasi pendidikan diperlukan dikarenakan perubahan yang begitu cepat di luar sekolah. Perubahan tersebut seiring dengan perkembangan manusia yang dipengaruhi oleh teknologi, demand, dan tentu saja selera.

Transformasi pendidikan merupakan proses pengembangan, pembaruan, dan penyesuaian paradigma pendidikan dengan tuntutan jaman yang terus bergerak. Guru sebagai inti dalam pendidikan, harus merubah cara dan metode mengajar yang leboh menarik, atraktif dan berpihak pada peserta didik.

kepala sekolah sebagai pemimpin di satuan pendidikan harus memimpin perubahan itu. Yakinlah bahwa jika seorang pemimpin bisa bergerak ke arah yang lebih baik, maka perubahan itu akan terjadi. gaya kepemimpinan seorang kepala sekolah harus seiring sejalan dengan perubahan.

Untuk menuju ke arah transfomrasi, salah satu peogramnya adalah Rekognisi Kepala Sekolah yang sudah ditunjuk 3 tahun melalui program SMK Pusat Keunggulan. Kepala Sekolah SMK PK harus mengejawantahkan perubahan melalui pemikiranya, perilakunya dan tentu saja dalam gaya kepemimpinannya. Menjadi kepala sekolah yang inspiratif tidak mudah, akan tetapi bisa dilakukan. Maka dari itu melalui program Rekognisi kepala sekolah yang di gagas oleh kemendikbudristek, harus mampu membuat suatu program perubahan, sekecil apapun itu.

Tranformasi pendidikan, Kompetensi Sosial dan Emosional serta Berfikir Positif adalah ketiga hal yang harus mampu dijabarkan dan lebih jauh lagi dijalankan oleh seorang kepala sekolah. Coba dan perbaiki adalah proses yang harus senantiasa dihadapi dalam program perubahan. Dan itu semua harus mampu diyakinkan kepada warga sekolah.

Bahwa peserta didik kita bukanlah kertas kosong yang belum ada coretan ddan gambarnya, lalu keberpihakan kepada mereka disesuaikan dengan minat dan bakat serta kebutuhan mereka adalah suatu keniscayaan. Lalu sebagai seorang pemimpin harus mempunyai kompetensi sosial dan emosional untuk menghadapi resistensi perubahan dari warga sekolah. Warga sekolah harus diyankinkan bahwa mereka adalah aset berharga dalam perubahan. Selain itu diyakinkan juga bahwa dalam menghadapi beragam masalah harus mampu dihadapi secara positif karena sudah sejatinya bahwa manusia hiduo terus berubah dan akan mengalami perubahan.

Kegiatan rekognisi ini selain dilaukan secara daring, juga dilakukan secara luring dengan melakukan panen karya.

“Panen karya” dapat merujuk pada hasil atau produk yang dihasilkan oleh seseorang atau kelompok sebagai hasil dari usaha, kreativitas, atau kerja keras mereka dalam suatu bidang tertentu. Ini dapat mencakup berbagai jenis karya, seperti seni, sastra, musik, desain, penelitian ilmiah, atau prestasi dalam berbagai disiplin lainnya.

Dalam bisnis atau karier profesional, panen karya dapat mencakup proyek-proyek yang selesai, produk-produk yang diluncurkan, atau pencapaian-pencapaian lain yang dapat diukur. Ini mencerminkan hasil dari upaya, dedikasi, dan keterampilan yang telah diinvestasikan untuk mencapai tujuan tertentu.

Dengan demikian, panen karya adalah momen penuh kebanggaan dan pencapaian yang melibatkan presentasi atau pameran hasil kreativitas, penelitian, atau kerja keras seseorang dalam berbagai bidang kehidupan.

Keterampilan berfikir positif dan transformasi pendidikan (Knowledge, Skills, and Experience/KSE) dapat dihubungkan dengan panen karya melalui beberapa aspek berikut:

  1. Kreativitas dan Inovasi:
    • Panen karya seringkali melibatkan kreativitas dan inovasi dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. KSE berfikir positif dapat membantu seseorang untuk memandang tantangan sebagai peluang, mendorong ide-ide baru, dan menciptakan solusi inovatif dalam proyek-proyek pendidikan atau pembelajaran.
  2. Kemampuan Problem Solving:
    • Panen karya dalam pendidikan sering kali melibatkan proyek atau inisiatif yang bertujuan untuk memecahkan masalah tertentu. Kemampuan berfikir positif dapat membantu dalam merumuskan solusi kreatif dan efektif untuk mengatasi hambatan atau tantangan dalam transformasi pendidikan.
  3. Pengembangan Soft Skills:
    • Proses panen karya memerlukan pengembangan berbagai soft skills seperti kerja sama tim, komunikasi efektif, dan kepemimpinan. KSE berfikir positif dapat memperkuat soft skills ini, memungkinkan individu untuk berinteraksi dengan baik dalam lingkungan kerja atau proyek pendidikan.
  4. Pengembangan Mindset Growth:
    • Berfikir positif terkait dengan pengembangan mindset pertumbuhan, yaitu keyakinan bahwa kemampuan dapat berkembang melalui usaha dan dedikasi. Dalam konteks transformasi pendidikan, ini berarti melihat setiap tantangan sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh, baik bagi pendidik maupun siswa.
  5. Peningkatan Kualitas Pembelajaran:
    • Proyek-proyek panen karya dalam pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. KSE berfikir positif dapat membantu dalam merancang strategi pembelajaran yang inspiratif, memotivasi siswa, dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung perkembangan positif.
  6. Pemberdayaan Siswa dan Guru:
    • Panen karya dalam transformasi pendidikan seringkali mencakup upaya untuk memberdayakan siswa dan guru. Berfikir positif dapat meningkatkan rasa percaya diri, motivasi, dan kemampuan untuk mengatasi rintangan, memungkinkan mereka berpartisipasi aktif dalam proses pendidikan.
  7. Adopsi Teknologi Pendidikan:
    • Transformasi pendidikan sering kali melibatkan adopsi teknologi pendidikan. KSE berfikir positif dapat memfasilitasi pemahaman dan adaptasi terhadap perkembangan teknologi, memungkinkan penerapan inovasi yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran.

Dengan mengaitkan panen karya dengan KSE berfikir positif dan transformasi pendidikan, kita dapat memahami bahwa sukses dalam pendidikan tidak hanya melibatkan pemerolehan pengetahuan tetapi juga pengembangan keterampilan dan pengalaman yang dapat membentuk cara berpikir dan tindakan positif dalam konteks pendidikan.

Proses terjadi interaksional dan saling mendukung antara panen karya, KSE berfikir positif, dan transformasi pendidikan. Berikut adalah beberapa cara bagaimana hal tersebut dapat terjadi:

  1. Pembangunan Keterampilan KSE:
    • Proses panen karya dapat menjadi wadah pengembangan keterampilan KSE, seperti kreativitas, kerja sama tim, kemampuan problem-solving, dan kepemimpinan. Melalui proyek-proyek tersebut, individu dapat memperkuat keterampilan yang diperlukan untuk berpikir positif dan berhasil dalam lingkungan pendidikan yang berubah.
  2. Penciptaan Lingkungan Pembelajaran Positif:
    • Panen karya yang berhasil dalam proyek-proyek pendidikan dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif. Keberhasilan ini memberikan pesan positif kepada siswa dan guru, memotivasi mereka untuk berusaha lebih keras dan membangun keyakinan dalam kemampuan mereka.
  3. Pengembangan Mindset Pertumbuhan:
    • Proses panen karya yang melibatkan pemecahan masalah dan tantangan dapat membantu dalam pengembangan mindset pertumbuhan. Melalui pengalaman positif, individu dapat belajar untuk melihat kesalahan sebagai peluang untuk belajar dan mengembangkan kemampuan melalui usaha.
  4. Penggunaan Teknologi Pendidikan:
    • Transformasi pendidikan sering kali melibatkan adopsi teknologi. Melalui panen karya yang melibatkan penggunaan teknologi pendidikan, individu dapat mengembangkan keterampilan dalam pemanfaatan teknologi, yang pada gilirannya dapat mendukung transformasi pendidikan yang lebih luas.
  5. Pemberdayaan Siswa dan Guru:
    • Panen karya yang melibatkan partisipasi aktif siswa dan guru dapat membangun rasa pemberdayaan. Keterlibatan positif dalam proyek-proyek ini dapat memperkuat keyakinan diri dan motivasi untuk berkontribusi secara positif dalam proses pendidikan.
  6. Peningkatan Kualitas Pembelajaran:
    • Hasil panen karya yang sukses dapat menciptakan perubahan positif dalam kualitas pembelajaran. Inovasi dan strategi pembelajaran yang berhasil dapat diterapkan lebih luas untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran dan menciptakan pengalaman pendidikan yang lebih baik.
  7. Peningkatan Motivasi dan Kepuasan:
    • Pencapaian melalui panen karya dapat meningkatkan motivasi dan kepuasan siswa dan guru. Mencapai tujuan dalam proyek-proyek ini dapat memicu dorongan internal untuk terus berprestasi dan merasa puas dengan kontribusi mereka dalam dunia pendidikan.

Dengan demikian, keterkaitan antara panen karya, KSE berfikir positif, dan transformasi pendidikan membentuk ekosistem di mana pencapaian keberhasilan individu dalam proyek-proyek konkrit menciptakan dasar yang kokoh untuk perubahan positif dalam pendidikan secara keseluruhan. Ini menciptakan lingkungan di mana kreativitas, kolaborasi, dan pemikiran positif dapat tumbuh dan berkembang.

Bandung bukan solusi. Bandung hanyalah tempat untuk berporsess mencari jati diri. Bandung bukan juga tujuan, sebab Bandung tidak memberikan arah yang jelas tentang menata hidup. Bandung hanyalah tempat yang sangat berarti dalam merangkai jalinan kain yang terkoyak yang sudah sekian lama tresimpan. Rangkain itu semua menjadi puzzle yang tidak diapat dirangkai dalam bingkai yang cantik. Hanya serpihan kain yang tidak memberikan bentuk yang jelas. Tapi tetap Bandung adalah Bandung. Tempat hati tertaut yang tidak bisa beranjak jauh. Dia jauh akan tetapi dekat. Tidak ada tempat seindah dan sepengertiannya seperti Bandung.

Semoga suatu saat nanti tempat ini memberikan kesempatan untuk menjadi solusi hidup yang selama ini menjadi misteri. Jalan-jalan berliku menjadi saksi bisu kisah-kisah cinta, tawa, dan impian. Di antara hiruk-pikuk kendaraan, manusia Bandung mengukir kisahnya sendiri. SEMOGA

Post A Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *